Sains & Teknologi

Ilmuwan Perkuat Argumen untuk Keberadaan Planet Sembilan

Keyakinan di kalangan sebagian ilmuwan akan keberadaan planet hipotetis kesembilan di tata surya bagian luar tampaknya semakin menguat. Penilaian terkini menunjukkan bahwa peluang Planet Sembilan (Planet Nine) benar-benar ada kini diperkirakan mencapai sekitar 40%. Angka ini mencerminkan peningkatan signifikan dalam keyakinan dibandingkan perkiraan sebelumnya, meskipun planet ini sendiri belum berhasil dideteksi secara langsung.

Ilustrasi Planet Nine (Istimewa)
Ilustrasi Planet Nine (Istimewa)

Hipotesis Planet Sembilan pertama kali diusulkan secara serius oleh astronom Konstantin Batygin dan Mike Brown dari California Institute of Technology (Caltech) pada tahun 2016. Usulan ini muncul sebagai penjelasan potensial untuk sekelompok fenomena orbital aneh yang diamati pada objek-objek kecil di Sabuk Kuiper, wilayah luas di luar orbit Neptunus yang dihuni oleh benda-benda es dan batuan. Objek-objek Sabuk Kuiper Trans-Neptunian (TNO) tertentu, khususnya yang memiliki orbit sangat elips dan miring dengan cara yang mirip, tampaknya dikelompokkan secara aneh. Pengelompokan anomali orbital inilah yang diyakini oleh Batygin, Brown, dan para pendukung hipotesis lainnya sebagai bukti tidak langsung terhadap tarikan gravitasi dari sebuah planet besar yang tersembunyi jauh di tepian tata surya kita.

Planet hipotetis ini diperkirakan memiliki massa sekitar lima hingga sepuluh kali massa Bumi. Orbitnya yang sangat panjang dan eksentrik diperkirakan membawanya sangat jauh dari Matahari, dengan jarak rata-rata (sumbu semi-mayor) diperkirakan berkisar antara 400 hingga 800 unit astronomi (AU), dan mungkin lebih jauh lagi. Satu AU setara dengan jarak rata-rata Bumi ke Matahari, sekitar 150 juta kilometer. Pada jarak sedemikian jauh, planet ini akan menerima sangat sedikit cahaya matahari, membuatnya sangat redup dan sulit dideteksi, bahkan dengan teleskop paling canggih sekalipun. Satu orbit lengkapnya di sekitar Matahari diperkirakan memakan waktu antara 10.000 hingga 20.000 tahun.

Peningkatan peluang keberadaan menjadi 40% ini tidak muncul secara tiba-tiba. Angka tersebut merupakan hasil dari analisis statistik yang lebih canggih yang diterapkan pada kumpulan data objek Sabuk Kuiper yang terus bertambah. Dengan ditemukannya lebih banyak objek trans-Neptunian yang menunjukkan karakteristik orbital yang aneh dan sejalan dengan prediksi model Planet Sembilan, probabilitas bahwa pengelompokan ini terjadi secara kebetulan acak semakin menurun. Para peneliti terus menyempurnakan model mereka, memperhitungkan bias pengamatan dan data baru, yang pada gilirannya meningkatkan keyakinan statistik terhadap hipotesis tersebut. “Kami terus menyaring data dan memperbaiki simulasi kami,” dijelaskan oleh seorang astrofisikawan yang terlibat dalam penelitian terkait, menunjukkan upaya berkelanjutan untuk menguji hipotesis ini. “Setiap objek baru dengan karakteristik tertentu yang ditemukan memperkuat kasus statistik untuk Planet Sembilan.”

Upaya pencarian Planet Sembilan secara aktif terus berlangsung. Proyek-proyek survei langit besar, seperti yang dilakukan dengan Teleskop Panoramic Survey Telescope and Rapid Response System (Pan-STARRS) di Hawaii dan di masa depan dengan Observatorium Vera C. Rubin di Chile, diharapkan dapat memindai langit dengan sensitivitas dan cakupan yang lebih luas. Tujuan utamanya adalah untuk menangkap kilatan redup dari dunia yang sulit dipahami ini. Metode lain melibatkan pencarian tanda-tanda tidak langsung lebih lanjut melalui pengaruh gravitasinya terhadap objek yang sudah diketahui atau bahkan melalui efek kecilnya terhadap pesawat ruang angkasa yang jauh, seperti misi Voyager.

Meskipun tingkat keyakinan 40% jauh lebih tinggi daripada anggapan sebelumnya dan menunjukkan kemajuan yang menggembirakan, penting untuk dicatat bahwa angka itu belum mencapai tingkat kepastian. Masih ada kemungkinan, meskipun dianggap semakin kecil, bahwa pengelompokan orbital yang diamati disebabkan oleh faktor lain, seperti pengaruh gabungan dari banyak objek kecil atau bias dalam metode pengamatan. Namun, penjelasan Planet Sembilan tetap menjadi hipotesis terkemuka yang paling banyak dibahas untuk menjelaskan anomali yang diamati. Bukti yang terus terkumpul secara konsisten mendukung gagasan ini, mendorong komunitas ilmiah untuk terus mencarinya dengan tekad yang semakin besar. Konfirmasi keberadaan Planet Sembilan akan menjadi penemuan revolusioner, secara mendasar mengubah pemahaman kita tentang arsitektur dan sejarah tata surya kita. Hingga planet ini benar-benar terlihat, atau bukti alternatif yang meyakinkan ditemukan, pencarian untuk dunia raksasa yang tersembunyi di kegelapan tepian tata surya ini akan terus berlanjut dengan semangat yang semakin tinggi seiring dengan semakin kuatnya indikasi statistik akan keberadaannya.