Uncategorised

Pasukan Israel Kepung Rumah Sakit Indonesia di Gaza!

Tank-tank Israel telah mengepung Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara setelah tembakan artileri menewaskan setidaknya 12 warga Palestina di kompleks tersebut, seperti yang dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan wilayah tersebut.

rumah-sakit-indonesia
Tangkapan layar foto Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina (Google Map/Husam Moqayad)

Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf al-Qudra, menggambarkan situasi di Rumah Sakit Indonesia sebagai bencana, dengan sekitar 700 orang, termasuk staf medis dan individu yang terluka, terjebak di dalamnya. Agen berita Palestina, WAFA, melaporkan bahwa fasilitas di Beit Lahia, Gaza Timur Laut, telah diserang oleh tembakan artileri, yang mengakibatkan upaya panik untuk mengungsikan warga sipil ke tempat yang aman.

Staf rumah sakit menyangkal keberadaan militan bersenjata di dalam rumah sakit tersebut. Serangan terhadap rumah sakit terjadi setelah Organisasi Kesehatan Dunia baru-baru ini mengungsikan 31 bayi prematur dari Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza. Fasilitas kesehatan terbesar di wilayah tersebut saat ini berada di bawah ancaman evakuasi di bawah todongan senjata setelah berhari-hari dikepung dengan 7.000 orang di dalamnya.

Badan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa, OCHA, melaporkan keruntuhan layanan di seluruh rumah sakit di Gaza utara, mengutip serangan udara luas dan kekurangan bahan bakar dan pasokan medis yang parah.

Baik pejuang perlawanan maupun pejabat medis membantah klaim militer Israel tentang adanya infrastruktur militan bawah tanah di bawah rumah sakit.

Marwan Abdallah, seorang pekerja medis di Rumah Sakit Indonesia, membagikan pengalamannya tentang teror di kalangan wanita dan anak-anak saat tank-tank Israel tampak bergerak dan menembak. Dia melaporkan bahwa rumah sakit telah menerima banyak korban dari serangan udara dan penembakan sepanjang malam.

Sejak Israel meluncurkan ofensifnya di Gaza pada 7 Oktober, pihak berwenang mengatakan bahwa jumlah korban tewas yang suram telah mencapai lebih dari 13.000 orang, dengan sejumlah besar di antaranya adalah anak-anak.

Sumber: Al Jazeera