Dampak Long COVID-19 pada Otak Meski Setelah Bertahun-tahun
JendelaKita – Penelitian terbaru dari tim ahli di King’s College London dan Imperial College London, UK, menunjukkan adanya beberapa dampak long COVID-19 pada otak. Gejala yang dimaksud seperti kebingungan mental (brain fog), dapat tetap berlangsung hingga dua tahun setelah infeksi awal SARS-CoV-2. Meski WHO menyatakan pandemi COVID-19 telah berakhir Mei 2023 lalu, para peneliti masih terus mencari tahu dampak dari COVID-19.

Penelitian ini melibatkan uji kognitif pada lebih dari 3.000 individu yang pernah terinfeksi virus selama pandemi COVID-19. Uji kognitif mencakup berbagai kemampuan, termasuk memori, perhatian, penalaran, kecepatan pemrosesan, dan kendali motorik. Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang mengalami kesulitan dalam uji kognitif juga melaporkan gejala COVID-19 yang berlangsung selama 12 minggu atau lebih.
Dampak pada kemampuan kognitif ini dapat dibandingkan dengan peningkatan usia selama 10 tahun, secara rata-rata. Bahkan setelah hampir dua tahun sejak infeksi awal, para peserta yang mengalami gejala long COVID tidak mengalami perbaikan skor pada uji kognitif kedua.
Baca Juga: Genetika Manusia Dapat Berubah dengan Listrik
Harapan Pemulihan
Meskipun demikian, terdapat berita positif dari penelitian ini. Peserta yang melaporkan pemulihan sepenuhnya dari virus mencapai skor uji kognitif yang setara dengan mereka yang tidak pernah terinfeksi COVID-19. Ini menunjukkan bahwa pemulihan sepenuhnya memang mungkin terjadi, bahkan bagi individu yang mengalami gejala selama beberapa bulan.
Penelitian ini menambahkan bukti pada pemahaman kita tentang long COVID. Dampak yang signifikan pada kemampuan kognitif dan pengaruhnya pada sistem kekebalan tubuh dan otak menjadi lebih jelas. Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa puluhan juta orang hidup dengan long COVID. Dampaknya dapat sangat merugikan pada berbagai aspek kehidupan sehari-hari dan pekerjaan mereka.
Namun demikian, perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk memahami mekanisme di balik long COVID. Lingkungan perlu memberikan dukungan yang lebih baik bagi individu yang terus mengalami gejala berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun setelah sembuh dari virus. Dengan lebih banyak penelitian dan dukungan, kita dapat membantu mereka yang masih terpengaruh oleh dampak jangka panjang COVID-19 dan memperbaiki kualitas hidup mereka.
Sumber: ScienceAlert